Menu Tutup

Pendidikan Untuk Apa dan Siapa

Pertanyaan ini adalah pertanyaan utama yang harus kita pertimbangkan. Menurut Dick Hartoko, pendidikan adalah upaya untuk memanusiakan manusia. Ki Hadiar Dewantara berpendapat bahwa pendidikan adalah usaha mengarahkan segala daya kodrat yang ada pada diri anak agar mencapai rasa aman dan bahagia yang setinggi-tingginya sebagai manusia dan anggota masyarakat. Sementara itu, menurut Yudi Latif, pendidikan merupakan upaya untuk membawa peradaban. Oleh karena itu pendidikan harus berlandaskan pada kebudayaan.

Menurut Notonagoras, kodrat manusia adalah entitas unik yang terdiri dari tiga kodrat, yaitu komposisi alamiah, kodrat alamiah, dan tempat alamiah. Komposisi alam terdiri dari unsur spiritual dan fisik. Rohani terdiri dari; perasaan, rasa dan tujuan. Tubuh terdiri dari benda mati, tumbuh-tumbuhan dan hewan. Esensi alam terdiri dari makhluk sosial dan individu. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri. Ia selalu membutuhkan kehadiran orang lain dan hidup bersama orang lain.

Hal ini sesuai dengan pandangan eksistensialis bahwa keberadaan manusia hidup berdampingan. Pada saat yang sama, manusia sebagai individu memiliki harga diri (tingkah laku, harta), sehingga dapat menundukkan diri dan mewujudkan dirinya.Kedudukan kodrat manusia terdiri dari makhluk pribadi dengan kebebasan dan diciptakan oleh Tuhan, yang tidak kekal, Ada unsur negatif dan positif dalam sifat manusia. Elemen negatifnya adalah tubuh, diri dan kebebasan. Jika dibiarkan, elemen-elemen ini dapat menyebabkan keserakahan, kesewenang-wenangan, dan konflik.

Sedangkan unsur positifnya adalah makhluk spiritual, sosial dan ciptaan Tuhan (Warsono). Elemen ini memandu orang menuju kebijaksanaan, toleransi, dan agama. Pendidikan diharapkan dapat mengembangkan unsur-unsur positif dan mengendalikan unsur-unsur negatif.

Menurut Profesor Zainuddin Malik, Anggota X Komisi DPR RI, yang juga penasehat Dewan Pendidikan Jawa Timur, pendidikan harus memenuhi tiga prinsip, yaitu liberation, humanization, dan transcriptence (dipaparkan dalam forum diskusi . ) . untuk Guru Besar Alumni HMI tanggal 21 Maret 2021). Pembebasan memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan intelektualnya. Seperti gerakan renaisans di Eropa yang menuntut kebebasan berpikir seperti orang Yunani. Humanisasi adalah tentang membangun peradaban, seperti kata Yudi Latif dan Dick Hartoko. Humanisasi berarti pendidikan karakter. Sedangkan transendensi dimaksudkan untuk membentuk akhlaqul kharimah berdasarkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Pasal 3 UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 (Tentang Sistem Pendidikan Nasional) menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan kemampuan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia. , sehat, sadar, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga masyarakat yang demokratis dan bertanggung jawab.

Rumusan Undang-undang Sisdiknas dapat disederhanakan agar tercapai sifat-sifat yang religius, cerdas, berbudi pekerti dan sehat dalam pendidikan nasional. Relegius digambarkan sebagai orang yang berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa. Cerdas digambarkan sebagai mengetahui, mampu, kreatif. Sedangkan karakter dicirikan oleh manusia yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab. Pola ini juga sesuai dengan kodrat manusia, yaitu konfigurasi kodrat yang mengutamakan kecerdasan (sadar, mampu, kreatif). Menertawai Tuhan Yang Maha Esa sejalan dengan status alam sebagai ciptaan Tuhan. Makhluk sosial yang alami. Artinya pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan unsur-unsur positif dalam diri manusia. Dengan unsur-unsur positif tersebut, manusia menjadi “orang” yang bernilai luhur.

Pendidikan tidak hanya untuk kepentingan negara, tetapi juga untuk kepentingan bangsa (masyarakat) dan peserta didik. Bagi peserta didik, pendidikan merupakan jalan untuk mengembangkan potensi dirinya agar dapat (mandiri) menghadapi tantangan hidup. Pendidikan adalah untuk rakyat dan negara untuk mengembangkan sumber daya manusia yang unggul agar dapat menunaikan tugasnya untuk kemajuan negara dan mewujudkan bangsa dan kehidupan bermasyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.

Kepentingan negara dan bangsa terwujud apabila pendidikan mampu membentuk manusia yang berakhlak mulia, cerdas, berkarakter, dan sehat. Orang seperti itu memiliki produktivitas yang tinggi, sehingga dapat memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara, karena produktivitasnya melebihi kebutuhannya sendiri. Oleh karena itu, esensi nasionalisme harus ditanamkan dengan kuat pada setiap warga negara. Karena sifat kebangsaannya, orang bangga dan berbakti penuh pada bangsa dan negara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *